Daftar Slot Onlinejoker123esports indonesiaSBOBETpoker onlinesbobet88
Nama Nama Bagian Rumah Adat Bali Yang Sangat Mempesona

Nama Nama Bagian Rumah Adat Bali Yang Sangat Mempesona

Rumah Adat Bali

Pesona Indonesia – Rumah tradisi Bali dibuat dengan konsep filosofi yang tinggi. Filosofi yang diyakini disebutkan dengan Tri Hita Karana yakni Parahyangan, Palemahan, dan Pawongan.

Tiga faktor ini mempunyai makna jalinan dengan Tuhan (Parahyangan), jalinan dengan alam / lingkungan (Palemahan) dan jalinan antara setiap orang (Pawongan). Karena itu, tiap rumah tradisi Bali tentu memiliki beberapa bangunan yang bermanfaat untuk sembahyang, tempat istirahat dan tempat bercakap-cakap dengan sama-sama.

Nama rumah tradisi Bali dipisah berdasar bangunan di rumah itu, salah satunya angkul-angkul, aling-aling, pura keluarga, bale manten, bale dauh, bale sekapat, bale dangin/besar, pawaragen/paon dan lumbung.

Baca juga : Kumpulan Pantai Terindah Yang Sering Dikunjungi Di Bali 2022

Nach, untuk Anda yang akan mengeksplor Bali lebih jauh, penting untuk ketahui apa rumah tradisi Bali dan bagaimana filosofinya. Karena itu, baca artikel ini sampai usai untuk mendapat keseluruhnya infonya rumah tradisi Bali ya.

Nama Nama Rumah Tradisi Bali

1. Angkul-Angkul

Angkul-angkul ini jadi sisi dari rumah tradisi Bali sebagai pintu masuk ke rumah khusus. Perannya sendiri hampir serupa dengan Gapura Candi nanti. Tetapi Angkul-angkul lebih berperan sebagai pintu masuk. Adapun pembanding di antara angkul-angkul dengan Gapura Candi nanti yakni ada di atap yang menyambungkan ke-2 bangunan yang terletak sejajar.

2. Bale Manten

Bale Manten

Di dalam rumah tradisi Bali, Bale Manten mempunyai wujud bangunan segi panjang yang berada di samping utara bangunan khusus dan ada dua ruang, yaitu bale kanan dan bale kiri.

Umumnya, rumah Bale Manten ini ditujukan untuk kepala keluarga atau anak wanita yang belum menikah atau masih perawan. Ini sebagai wujud perhatian keluarga ke anak gadis supaya kesuciannya terbangun.

3. Aling-aling

Aling-aling ialah sisi rumah tradisi Bali yang berada di Pulau Seribu Pura dengan bangunan tempat tinggal yang berperan sebagai pemisah di antara luar dan angkul-angkul.

Aling-aling memiliki arti elemen positif dan bagus untuk keserasian rumah. Rumah tradisi satu ini umumnya jadi pemisah di antara angkul-angkul dengan tempat beribadah.

Pada bangunan ini ada dinding pemisah berbentuk batur dengan tinggi lebih kurang 150 cm yang umum disebutkan penyeker. Aling-aling sama sebagai privacy pemilik rumah karena tamu yang tiba harus ke samping ke kiri jika masuk ke rumah dan ke samping kanan jika keluar dari rumah.

4. Pura Keluarga

Pura keluarga atau Pamerajaan ialah pura untuk melaksanakan ibadah di dalam rumah keluarga yang umumnya dibuat di sudut rumah tradisi di samping timur laut. Sebagian besar rumah di Bali mempunyai Pura kecil ini supaya semua yang tinggal di rumah dapat melaksanakan ibadah dan berdoa di Pura itu.

5. Bale Dauh

Bale Dauh sebagai bangunan untuk terima tamu dan sebagai tempat tidur anak remaja lelaki. Terletak pada bagian barat rumah khusus dengan ketinggian lantai yang lebih rendah dari Bale Manten.

Kekhasan dari Bale Dauh ini ialah jumlah tiang yang lain di antara satu rumah dengan rumah yang lain, dan mempunyai panggilan khusus untuk jumlah tiang itu.

Tiang sejumlah 6 disebutkan sakenem. Tiang sejumlah 8 ialah sakutus atau antasari, apabila jumlah tiangnya 9 disebutkan sangasari.

6. Pawaragen

Pawaragen

Pawaragen atau Paon ialah dapur. Bila di Jawa ada pawon, di Bali ada paon. Dapur di rumah tradisi Bali berada di barat laut atau selatan rumah. Paon dipisah jadi dua sisi yakni sisi dalam dan luar. Sisi luar bermanfaat saat akan masak memakai kayu bakar, dan sisi dalam bermanfaat untuk simpan alat dapur dan alat makan yang lain.

7. Lumbung

Lumbung sebetulnya tidak berperan sebagai rumah tetapi berperan untuk tempat simpan bahan makanan yang telah kering seperti beras, jagung, dan sebagainya.

Lumbung berada terpisah dari bangunan khusus dan umumnya mempunyai ukuran lebih kecil dari bale dan dibuat dari kayu dan atap jerami kering. Tapi, beberapa lumbung kekinian telah dibuat bermaterial seperti batu bata, pasir, dan semen.

8. Jineng

Jineng atau klumpu ialah bangunan untuk simpan gabah padi yang ukuran biasanya paling kecil. Gabah umumnya diletakkan di dua tempat yaitu di kolong untuk gabah yang basah dan di atas untuk gabah yang telah kering.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *