Daftar Slot Onlinejoker123esports indonesiaSBOBETpoker onlinesbobet88
Rumah Adat Bali yang Penuh bersama dengan Filosofi

Rumah Adat Bali yang Penuh bersama dengan Filosofi

Rumah Adat Bali yang Penuh bersama dengan Filosofi – Rumah adat Bali adalah rumah hunian tradisional yang dihuni oleh masyarakat Bali. Karena bangunan tradisional berupa rumah ini merupakan tidak benar satu hasil sebuah kebudayaan, melalui jurnal Perumahan dan Permukiman Tradisional Bali oleh Ngakan Ketut Acwin Dwijendra (2003), disebutkan bahwa budaya tradisional di Bali adalah sebuah perwujudan tingkah laku yang dilandasi oleh agama Hindu.


Perwujudan itu disebut bersama dengan konsepsi Tri Hita Karana, yang terdiri atas tiga unsur kerangka, yaitu tatwa atau filsafat, susila atau etika, dan upacara atau ritual. Konsepsi ini mengatur keseimbangan lapisan unsur-unsur kehidupan manusia yang tercermin didalam tata rumah.

Untuk mengenal lebih jauh berkenaan rumah adat Bali yang begitu kaya akan filosofi, yuk review informasinya di bawah ini!

Filosofi Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali sebetulnya secara filosofis terlihat lebih kompleks dibanding bersama dengan rumah adat nusantara lainnya. Dilansir melalui jurnal yang sama, yaitu Perumahan dan Permukiman Tradisional Bali, rumah hunian tradisional di Pulau Dewata ini sebetulnya tidak mampu di lepaskan dari agama, adat istiadat, dan kepercayaan yang melandasi tiap-tiap aspek kehidupan.

Namun, agama Hindu punya guna dan pengaruh besar. Sebab, agama ini menganut keserasian antara bhuana agung (Makro kosmos) yang bermakna lingkungan alam dan bhuana alit (Mikro kosmos) yang merupakan manusia.

Dalam penataan area rumah pun, masyarakat Bali berpegang pada tata area Sanga Mandala yang merupakan pertimbangan letak area berdasarkan kepentingannya.

Kegiatan yang membutuhkan ketenangan akan diprioritaskan, supaya akan di tempatkan pada area utamaning utama (kajakangin). Adapun kegiatan yang diakui kotor/sibuk akan di tempatkan di area nistaning nista (klodkauh), kala itu kegiatan lain akan di tempatkan di anggota tengah.

Tak berhenti sampai pada tata ruangnya saja, rumah adat Bali juga punya keterkaitan antara kehidupan teristimewa dan masyrakat beserta pantangan-pantangannya. Sebagai contoh, didalam konteks kehidupan pribadi, masyarakat Bali akan gunakan ukuran anggota tubuh dari penghuni atau kepala keluarga untuk menetukan dimensi pekarangan dan bagian bangunan.

Arsitektur Rumah Adat Bali

Tempat Wisata Di Bondowoso Yang Menarik

Arsitektur dari rumah adat Bali berpegang pada konsep Asta Kosala Kosali dan Asta Bumi yang dilandasi oleh norma agama Hindu, adat istiadat, dan rasa seni yang merupakan perwujudan dari sebuah kebudayaan.

Dilansir melalui laman dpdhpibali.org, Asta Kosala Kosali atau juga sering disebut bersama dengan Hasta Kosala Kosali merupakan perwujudan bangunan bersama dengan memakai skala ukuran atau dimensi berdasarkan pada ukuran tangan, lengan, dan kaki sang pemilik rumah.

Berdasarkan ukuran tangan terdapat wujud a lengkal, a cengkal, a telek, a useran, a lek, a kacing, a musti, a sirang, a gemal, a guli tujuh, a nyari, a rai, a duang nyari, a kelihatan lima, petang nyari, a tebah, dan kelihatan lima.

Baca juga: 6 Makanan Khas Payakumbuh untuk Para Pencinta Kuliner

Lalu berdasarkan ukuran lengan terdapat wujud sedang depa agung, sedang depa alit, dan a hasta. Sementara berdasarkan ukuran kaki terdapat wujud a kelihatan dan a kelihatan gandang.

Asta Kosala Kosali atau Hasta Kosala Kosali ini mempunyai tujuan supaya secara psikologis pemilik dan rumahnya jadi satu dan akrab, punya kesesuaian rasa ruang, dan terhindar dari skala area yang kebesaran.

Nah itu dia tadi Info yang mesti anda ketahui berkenaan rumah adat Bali yang penuh bersama dengan filosofi. Sudah sedikit belajar bukan? Meskipun terlihat sedikit rumit, tetapi perihal itu juga yang memperlihatkan betapa hebatnya masyarakat Bali didalam memegang teguh agama dan adat istiadatnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *