Daftar Slot Onlinejoker123esports indonesiaSBOBETpoker onlinesbobet88
Tari Adat Sulawesi Tengah

Tari Adat Sulawesi Tengah

Pesona Indonesia – Sulawesi tengah adalah sebuah wilayah atau propinsi sebagai sisi dari keseluruhnya Pulau Sulawesi di tengah-tengah Indonesia. Dalam soal luas propinsi ini sebagai wilayah yang terluas yang berada di Pulau Sulawesi ditambahkan mempunyai kepadatan jumlah warga ke-2 paling banyak sesudah Propinsi Sulawesi Selatan. Untuk kesenian, tarian tradisi Sulawesi tengah mempunyai macam dan keunikannya sendiri dibandingkan wilayah yang lain.

Buat anda yang ingin mengenali lebih jauh mengenai tarian dari propinsi ini, anda telah ada di situs yang pas karena tarian Sulawesi tengah akan kami bahas secara lengkap pada artikel berikut ini yang kami kutip dari situs budayalokal.id di bawah ini.

Daftar Tari Adat Asal Sulawesi Tengah

Tari Dero atau Madero

Tari Dero atau Madero

Tari Dero atau Modero ialah tarian tradisionil yang dari Kabupaten Poso. Tari ini menjadi satu diantara adat warga di Suku Pamona yang dilestarikan sampai sekarang ini. warga Suku Pamona memandang jika tari Dero ialah sebuah tarian yang menyimbolkan suka ria dan kebahagiaan. Warga di tempat tarian ini ialah wujud rasa sukur berdasar hasil panen yang didapat.

Tari Dero mulai dikenali oleh warga suku Pamona semenjak mereka mengenali istilah berkebun sebagai mata pencarian mereka. wujud tarian ini cukuplah sederhana yang secara umum dilaksanakan di atas lapangan yang luas. Hal itu karena jumlah peserta tarian yang banyak dan tidak terbatasi hingga membutuhkan lokasi yang luas. Menariknya beberapa penari akan ajak beberapa pemirsa untuk turut menari hingga siapa saja bisa turut bernari tanpa memerlukan kekuatan khusus.

Dalam tehnis realisasinya, penari akan membuat lingkaran sekalian berpegangan tangan di antara penari yang satu sama yang lain. Kemudian, beberapa penari akan solid menghentakkan kaki dengan pola 2x ke kiri dan 2x ke kanan. Pergerakan yang sudah dilakukan ini sesuai irama atau suara pantun yang sama-sama sahut-sahutan. Disamping itu, tarian ini disertai oleh alat musik tradisionil dimainkan oleh beberapa pemuda dan orangtua.

Tari Tradisi Pontanu

Tarian Tradisi Pontanu adalah sebuah tari tradisionil yang dari kesenian warga wilayah Donggala, Sulawesi tengah. Tari unik ini pada umumnya ditarikan dan dipentaskan oleh kaum hawa yang hendak memvisualisasikan kegiatan wanita Suku Kaili sedang menenun Sarung Donggala. Nama Tarian Pontanu datang dari bahasa wilayah di tempat “Pontanu” yang memiliki arti menenun kain.

Tari ini diartikan sebagai realisasi animo ke beberapa penenun kain sarung yang dari wilayah Donggala. Selain itu, Tari Tradisi Pontanu jadi tempat untuk mengenalkan kain sarung ciri khas Donggala ke warga Indonesia atau wisatawan luar. Keelokan kain ciri khas Donggala mempunyai ciri-ciri pola yang inda ditambahkan sulaman benang emas hingga menambahkan kesan-kesan eksklusif dan spesial.

Tari Raigo

Tari raigo ialah tarian propinsi Sulawesi tengah yang menceritakan kemenangan usaha, pernyataan rasa sukur atas panen dan keceriaan yang selanjutnya digabungkan untuk menyembah si pembuat. Tari raigo sendiri mulai tumbuh dalam masyarakat Sulawesi tengah terutamanya suku Kulawi.

Tarian Sulawesi tengah ini terbagi dalam beberapa macam yaitu raigo mpae atau disebutkan dengan raego vunja yang umumnya ada pada serangkaian upacara vunja. Tarian ini bukan hanya jadi selingan tetapi sebagai sisi dari upacara tradisi daerah Kulawi atau Lembah Bada.

Disamping itu, ada banyak tipe tarian raigo lain seperti raigo tarade, raigo pobalai, raigo potinowu dan raigo puncumania. Disamping itu, tari raigo bobongka ombo akan dilaksanakan pada tujuh hari kematian seorang bangsawan, raigo popowata untuk menanti mayat, raigo poparoma untuk upacara kematian mendekati hari akhir, raigo mpainu untuk upacara mandi untuk pahlawan yang hendak berperang, raigo pantaka untuk menyongsong pahlawan setelah perang, raigo popatunahou untuk membangun rumah baru dan raigo pangkasuwia untuk menyongsong tamu.

Tari Pamonte

Tarian Pamonte atau Tarian Pomonte sebagai salah satunya tari tradisionil yang dari wilayah Parigi, Kabupaten Donggala, Sulawesi tengah. Tarian ini jadi sebuah tarian yang memvisualisasikan kehidupan dan rutinitas gadis dan kaum hawa Suku Kaili yang hidup bertani dan biasa menyongsong musim panen datang.

Nama Pomonte datang dari kata bahasa Suku Kaili Tama yakni “Po” yang mempunyai makna eksekutor dan “Monte” yang mempunyai makna tuai atau memetik. Tarian sebelumnya di inspirasi dan tercetus karena bermacam kegiatan gadis-gadis Suku Kaili pada peristiwa menyongsong periode panen.

Tari Balia

Tarian Sulawesi tengah dan penuturannya mengenai tari Balia ialah tarian tradisionil yang paling terkait dengan keyakinan animisme. Tarian ini sebuah penyembahan pada benda sakral terutamanya langsung terkait dengan penyembuhan tradisionil. Penyembuhan yang diartikan ialah penyembuhan yang sudah dilakukan ke seorang yang terserang dampak arwah jahat.

Kata balia yang ditujukan dalam tarian ini ialah tantang ia, di mana kata Bali sendiri mempunyai makna tantang. Dan kata dia memiliki makna ia hingga makna secara eksklusif ialah menantang setan yang telah memunculkan penyakit pada tubuh manusia.

Balia dilihat sebagai prajurit kesehatan yang sanggup memberantas atau mengobati beragam tipe penyakit. Dengan disertai oleh irama pukulan musik tradisionil, setan-setan yang mengusik akan datang.

Tari Yele Fulang

Tari yele fulang sebagai tarian tradisi Sulawesi tengah yang di inspirasi dari mitologi putri dari pasangan Saemandulang dan permaisuri Yele Lumut yaitu seorang raja pertama Tinombo. Putri itu namanya Yele Fulang yang sejak remaja telah pisah dari orang tuanya dan membangun kerajaan kecil disekitaran Sungai Palasa.

Tarian Sulawesi tengah ini sebagai kombinasi dari pergerakan dasar beberapa tarian Sulawesi tengah seperti tari rego, tari sarun, tari moende, tari kontao dan tari meaju hingga pergerakan tarian seperti terlihat pergerakan pencak silat dan dipengaruhi dari tari balia dan kancara.

Tarian ini umumnya dilaksanakan muda mudi Sulawesi tengah untuk memvisualisasikan keceriaan gadis di mana pergerakan akan dikuasai dengan melonjak. Nanti, beberapa penari akan menggunakan baju tradisi tomini yang telah diubah dan digabungkan dengan warna ciri khas pertanda Kerajaan Moutong seperti merah dan kuning.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *