Daftar Slot Onlinejoker123esports indonesiaSBOBETpoker onlinesbobet88
Tari Jaipong Khas Jawa Barat: Pengertian, Sejarah, Makna Lengkap

Tari Jaipong

kesenian tari jaipong

Ketika mendengar kata Tari Jaipong, pasti kalian sudah tidak asing lagi. Kesenian ini berasal dari Karawang Jawa Barat dan sudah sangat dikenal luas. Seni ini juga sekaligus menjadi ikon tari di daerah Sunda.

Jaipong adalah suatu tari pergaulan muda yang dalam memainkannya dilakukan dengan gerakan yang lincah. Pola lantai pada tarian ini merupakan gabungan antara pola hakim zig zag dan juga pola lantai lurus.

Karena keunikkannya, sampai sekarang kesenian ini masih sangat diminati masyarakat, khususnya Jawa Barat.

Pengertian Tari Jaipong

Kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat merupakan kesenian yang umumnya ditarikan oleh perorangan, berpasangan, maupun berkelompok.

Gerakan dalam kesenian ini termasuk kedalam tarian atraktif dimana gerakannya sangat dinamis. Kemudian, gerakan yang ada itu lebih dominan menggunakan tangan, bahu, dan pinggul yang di gerakkan secara bersamaan, lincah, dan dinamis.

Asal tari Jaipongan sendiri merupakan penggabungan dari beberapa kesenian tradisional.

Karena penggabungan dari kesenian tersebut yang membuat seni ini sangat enerjik, ceria, dan humoris, sehingga banyak orang yang ikut menari saat menonton pertunjukkan seni ini. Selain itu, kesenian ini juga mengundang gelak penonton.

Pada saat menari secara berpasangan atau kelomppok, penari akan menari dengan gerakan yang harmonis atau selaras antara satu dengan yang lain.

Selain itu, formasi yang dilakukan juga bervariasi atau berpindah-pindah sehingga sangat menambah keindahan pada tari ini.

Pencipta Tari Jaipong

Seni ini diciptakan oleh seniman asal Karawang berdarah Sunda yaitu Gugum Gembira dan Haji Suanda. Kemudian pada tahun 1976, kesenian ini mulain diperkenalkan dan dipopulerkan melalui media kaset dengan nama “Suanda Grup”.

Pada saat itu ternyata masyarakat disana memberikan respon yang baik sehingga mereka memanfaatkan tarian ini sebagai sarana hiburan.

Kemudian, seniman bernama Gugum Gumbira mulai memperkenalkan kesenian ini kepada masyarakat Bandung. Tujuannya yaitu untuk mengembangkan tarian asal Karawang ini di kota Bandung.

Sejarah Tarian Jaipong

Pada awalnya, istilah Jaipong lebih dulu sudah dikenal oleh masyarakat Karawang sebagai suatu bentuk ungkapan dalam pertunjukkan Banjet.

Pertunjukkan Banjet merupakan tarian dari seorang penari bodor / lucu yang mengikuti ketukan kendang dengan maksud sebagai hiburan rakyat yang bisa mengundang tawa.

Tari Jaipong sendiri merupakan sebuah karya atau inovasi yang menggabungkan pencak silat, wayang golek, ketuk tilu, tarling, dan tepak topeng.

Kemudian pada tahun 60-an, seniman Gugum Gumbira berkeinginan mengangkat kesenian rakyat ini menjadi memiliki nilai jual dan kemudian menggali seni tradisional dan dipadukan dengan tari kontemporer.

Penggabungan seni tradisional dan kontemporer ini terutama pada Dansa Ballroom dari Barat yang ternyata pada saat itu sangat dilarang dibawakan di Indonesia. Hal ini dikarenakan seni tersebut dianggap sebagai bentuk kolonialisme gaya baru.

Pada tahun 80-an kemudian Gugum membuat sebuah terobosan baru di Bandung. Terobosan ini yaitu mengkreasikan tari Jaipongan Karawang, sinden yang sedang menari dalam tari Banjidoran (tarian khas Karawang dan Subang), dan juga dansa kontemporer.

Kreasi tari baru tersebut berhasil diciptakan dan diberi nama Ketuk Tilu perkembangan atau Ketuk Tilu Gaya baru. Kemudian, ia juga menciptakan tari Daun Pulus Keser Bojong serta Rendeng Bojong.

Akhirnya, munculah gaya tari baru yang kemudian diberi nama Jaipong dari inspirasi ketiga tarian diatas.

Gugum pun tidak berhenti sampai disana. Ia masih membuat karya dan menciptakan beberapa kesenian ini dengan iringan karawitan yang baru. Diantaranya Oray Welang, Toka-toka, Setrasari, Sonteng, Kawung Anten, dan Rawayan.

Makna Gerakan

Ada beberapa makna yang terkandung dalam seni ini. Misalnya:

  • Gerakan Cingeus merupakan Gesitnya gerakan kepala dan tubuh menunjukkan keluwesan dan kecekatan penari dalam menghadapi tantangan hidupnya.
  • Gerakan kaki seperti gerak depok, minced, sonteng, dan sebagainya menggambarkan kegesitan dan penyesuaian diri wanita Sunda pada masa kini.
  • Gerakan liuk-liuk tubuh dan kelenturan semua anggota tubuh menunjukkan gambaran bahwa wanita bersikap fleksibel dalam menghadapi semua perubahan dan persoalan dalam hidupnya.
  • Gerakan ngagaleong dikombinasikan dengan lirikan mata yang menggambarkan bahwa wanita masa kini berani menyuarakan pendapat dan mampu berkomunikasi dengan baik.
  • Dilihat dari perpaduan variasi tempo musik dan dinamikanya menggambarkan bahwa wanita Sunda masa kini memiliki sifat enerjik, lincah, gesit, semangat yang kuat, tidak menyerah, genit, ramah, berani, tidak monoton, dan dapat menyesuaikan dirinya namun tetap santun.

Hal ini mengubah pandangan orang-orang yang bilang bahwa wanita Sunda itu cantik-cantik tapi memiliki sifat malas yang besar.

Gerakan Tari Jaipong

Gerakan tarian ini dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:

Ibing Pola (Tarian Berpola)

Seni ini biasanya dilakukan secara berkelompok dalam koreografi, dan ditampilkan dalam panggung sebagai tontonan saja.

Ibing Saka (Tarian Acak)

Gerakan jenis ini disebut juga Banjidor. Banjidor merupakan akronim dari Barisak Jelama Boraka atau Barisan Orang-orang Durhaka.

Tarian ini dianggap lebih merakyat karena posisi penonton dengan penari sejajar. Bahkan penonton bisa ikutan menari. Banjidor sering ditampilkan di daerah Karawang dan Subang.

Pola Tari Jaipong

Sejak pertama kali ditampilkan, seni ini disebut-sebut sebagai tarian modern yang mampu menyuarakan emansipasi. Tari ini juga melambangkan kebebasan dan pemberontakan melalui gerakan-gerakan tangan, kepala, tubuh, dan kaki secara leluasa.

Ada 4 bagian dalam rangkaian atau tahapan gerak tarian khas Jaipong, yaitu:

1. Bukaan

Bukaan merupakan bagian dari gerakan pada saat menari Jaipong, yang menjadi pembukaan tarian ini. Penari akan berjalan memutar sambil memainkan selendang yang dikalungkan di leher masing-masing penari.

Para penari akan menari dengan lemah gemulai untuk menarik perhatian para penonton.

2. Pencungan

Pencungan merupakan gerakan tari yang temponya cukup cepat. Para penari akan diiringi musik dan lagu yang juga cepat untuk melakukan gerakan tari dengan penuh semangat.

3. Ngala

Bagian gerakan selanjutnya adalah ngala. Ngala merupakan gerakan yang mirip seperti gerakan patah-patah. Perpindahan dari gerakan satu ke gerakan lainnya dilakukan dengan tempo gerakan yang cukup cepat.

4. Mincit

Gerakan ini adalah perpindahan dari satu gerakan ke gerakan lainnya. Saat menari, gerakan ini dilakukan setelah ada gerakan ngala.

Gerakan-gerakan dasar pada kesenian ini sering juga disebut 3G yang merupakan:

  • Geol, yaitu gerakan pada pinggul yang memutar.
  • Gitek, yaitu gerakan pada pinggul yang menghentak dan mengayun.
  • Goyang, yaitu gerakan ayunan pada pinggul tanpa disertai hentakan.

Kostum Tari Jaipong

Kostum atau busana yang dipakai dalam tari jaipong ini umumnya memakai kebaya dengan warna-warna cerah dan bawahannya berupa kain jarit dengan motif batik.

Ukuran kostum biasanya dibuat agak longgar, apalagi pada bagian bawahnya untuk menyesuaikan gerakan-gerakan yang lincah dan dinamis.

Dibagian kepala, biasanya mengenakan sanggul yang dipercantik denga hiasan seperti mahkota dan juga bunga.

Pada bagian pinggang juga dipakaikan selendang sebagai aksesoris tari sehingga terlihat lebih anggun.

Sebetulnya, pakaian yang digunakan dalam sebuah pementasan seni itu beragam. Meski pada dasarnya ada perbedaan corak antara Jaipongan tradisional dengan gaya baru, tetapi semua busana yang dipakai merupakan pakaian tradisional Sunda.

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai kostum yang dipakai:

1. Apok

Apok merupakan atasan yang dipakai oleh para penari. Busana ini biasanya berupa kebaya yang memiliki kancing seperti pakaian pada umumnya. Apok dihiasi dengan hiasan ornamen berupa bordiran bunga-bunga pada sudut-sudut pakaian.

2. Sinjang

Sinjang merupakan celana panjang yang digunakan sebagai bawahan. Celana ini biasanya berupa kain batik.

3. Sampur

Kain sampur merupakan selendang yang dikenakan di leher penari. Kain tersebut merupakan properti utama dalam tarian ini. Karena pada setiap gerakan pasti memainkan sampur.

Alat Musik & Properti

Dalam pertunjukkan tari jaipong menggunakan musik tradisional degung yang menjadi pengiring. Alat musik yang biasanya digunakan ada:

1. Rebab

Alat musik ini memiliki 3 senar yang dimainkan dengan cara dipetik.

2. Gong

Gong merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul dengan pemukul khusus dalam hitungan dan irama tertentu mengikuti irama musik yang dimainkan. Alat musik ini memiliki suara khas yaitu dentuman yang keras.

3. Ketuk

Ketuk merupakan alat tradisional yang bentuknya mirip dengan Bonang. Cara memainkan alat musik ini yaitu dengan cara diketuk sehingga akan mengeluarkan suara nyaring sebagai suara tekanan dalam musik pengiring tari Jaipong.

4. Kecrek

Kecrek berfungsi sebagai pemberi aba-aba dalam iringan. Cara memainkannya adalah dengan digoyang atau diketukkan pada tangan atau benda tertentu sehingga menghasilkan bunyi “kecrek”

5. Kecapi

Kecapi yang juga berasal dari Sunda dimainkan dengan cara dipetik. Sumber suara yang diperolah dihasilkan dari Dawai.

6. Gendang

Gendang dimainkan dengan cara ditabuh untuk dapat memberikan irama atau suara. Tempo tabuhan gendang dilakukan dengan sedikit cepat.

Fungsi Tari Jaipong

Selain sebagai kesenian daerah, tarian ini juga memiliki banyak manfaat, yaitu:

  • Merupakan kekayaan budaya yang sangat unik dan tidak dimiliki bangsa lain.
  • Sebagai ciri khas atau pembeda dari tarian tradisional dari daerah lain.
  • Sebagai identitas kesenian budaya tradisional yang berasal dari Bandung Jawa Barat supaya seluruh rakyat Indonesia dapat mengetahui.
  • Bisa ditampilkan pada saat-saat penting seperti penyambutan tamu-tamu penting daerah atau negara.
  • Sebagai penampilan dalam hajat pernikahan ataupun pesta-pesta yang lain.
  • Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme kepada para generasi muda agar menimbulkan ras acinta terhadap kekayaan seni budaya tradisional Indonesia.
  • Memperkokoh rasa kesatuan dan persatuan dengan daerah lain yang ada di Indonesia agar muncul rasa semangat kebersamaan, persaudaraan, dan rasa saling memiliki.
  • Dijadikan sebagai hiburan masyarakat melalui pertunjukkan rakyat atau panggung-panggung hiburan.
  • Sebagai jati diri sebuah seni tari yang didalamnya bisa menyampaikan pesan-pesan tertentu.
  • Sebagai kebanggaan masyarakat Bandung dan Jawa Barat dalam hal seni tari yang masi bertahan dan eksis hingga saat ini.
  • Sebagai salah satu warisan nenek moyang yang memiliki ciri khas.
  • Sebagai pemasukan devisa negara dalam rangka mempromosikan pariwisata dan kesenian di daerah Jawa Barat.
  • Dijadikan sebagai tari pembuka pada sebuah festival atau pertunjukkan hiburan dengan lingkup Internasional.
  • Sebagai simbol kemajemukan dan kekayaan budaya Indonesia yang tertuang dalam Bhinneka Tunggal Ika.
  • Bagi para penari, seni ini dapat menyehatkan tubuh karena gerakan-gerakan yang energik bisa membakar lemak. 

Keunikan & Ciri Tari Jaipong

Tari jaipongan mempunyai keunikan dan ciri khasnya sendiri. Seperti:

  • Memiliki gerakan yang luwes dan selaras dengan musiknya yang didominasi oleh hentakan suara gendang.
  • Gerakan yang ditunjukkan lebi mengandalkan kekuatan dan kelenturan otot sehingga selalu terlihat enerjik dan penuh semangat.
  • Penari dalam seni ini tidak hanya untuk perempuan saja tetapi juga bisa dilakukan oleh pria. Bahkan ada juga yang melakukannya secara berpasangan
  • Jumlah penarinya bervariasi, ada yang dibawakan dengan 2 orang, 3, atau bahkan lebih dari 10. Hal yang dituntut adalah keselarasan gerakan dengan irama musik dan juga kesatuan gerak yang kompak dan dinamis.
  • Kostum para penari mempunyai karakter warna yang terang dan mencolok tapi sangat indah dan serasi dengan irama musiknya. Umumnya warna-warnanya adalah kuning, emas, merah, dan biru terang.
  • Memiliki motif yang berkonsep dengan alam, misalnya motif bunga atau daun dengan keindahan bentuk dan variasinya.
  • Bentuk kostum mengikuti lekuk tubuh para penarinya sehingga memunculkan kesan yang sedikit vulgar dan juga eksotis. Namun, hal ini pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan musik, gerakan, dan juga kostum.

Kesimpulan

Itulah ulasan lengkap mengenai tari Jaipong yang merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia.

Mari kita kenali serta cintai kebudayaan-kebudayaan dari negara kita tercinta ini. Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu wawasan kalian mengenai tari Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *