Tari Kecak Bali: Sejarah, Gerakan, dan Maknanya – Kamu tentu pernah saksikan tari kecak Bali, bukan? Untuk menontonnya, kamu lebih-lebih tidak perlu berwisata ke Bali, karena tarian ini kerap ditampilkan baik di televisi maupun sarana sosial.
Kecak umumnya ditarikan oleh 50 penari laki-laki yang dapat mengeluarkan suara “cak”, supaya membentuk musik unik secara akapela. Seseorang dapat berlaku sebagai pemimpin yang beri tambahan suara awal, seorang ulang dapat berlaku sebagai penekan yang bertugas untuk beri tambahan tekanan suara tinggi atau rendah, dan seorang ulang dapat berlaku sebagai dalang yang mengantarkan kronologis cerita.
Para penari kecak tidak perlu ikuti pakem-pakem tari yang diiringi gamelan. Jadi, penari bisa bergerak dengan lebih santai, karena yang lebih diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suara.
Pada tahun 1979 silam, tari kecak pernah dikerjakan oleh 500 penari. Namun, rekor itu berhasil dipecahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan dengan penyelenggaraan kecak kolosal yang melibatkan 5.000 penari pada tanggal 29 September 2006.
Sejarah Tari Kecak Bali
Pada tahun 1930-an, seorang seniman Bali yang bernama Wayan Limbak dan pelukis asal Jerman yang bernama Walter Spies menciptakan tarian kecak. Terinspirasi berasal dari ritual tradisi yang dikerjakan penduduk Bali, tarian ini kemudian diadaptasi oleh pertunjukan Ramayana yang dipertontonkan sebagai pertunjukkan seni bagi para turis yang berkunjung ke Bali.
Kecak umumnya ditarikan oleh puluhan laki-laki bertelanjang dada yang memakai kain kotak-kotak berwarna hitam-putih di pinggang sampai bagian atas dengkul.
Tari kecak pertama kali dipentaskan di beberapa desa, salah satunya Desa Bona, Gianyar. Namun, bersamaan perkembangan zaman, tarian ini selanjutnya termasuk dipentaskan di seluruh daerah di Pulau Bali, lebih-lebih selamanya dipentaskan pada beraneka kegiatan, layaknya festival yang dikerjakan baik oleh pihak swasta maupun pemerintah.
Makna Tari Kecak Bali
Saat hendak saksikan tari kecak secara segera di Bali, supaya kamu mengetahui makna dan histori tari tersebut, maka pastikan kamu membaca skrip ringkas yang diberikan kala membeli tiket, yah.
Tarian yang merupakan ritual sanghyang ini dikerjakan untuk menampik bala yang diselipkan dikisahkan di di dalam pertunjukan Ramayana.
Tari kecak sendiri mengisahkan berkenaan pencarian Permaisuri Shinta, di mana Raja Rama dibantu oleh Hanoman. Hanoman kemudian membakar daerah penyekapan Permaisuri Shinta sampai memporakporandakannya. Namun, Hanoman justru terkepung oleh prajurit Rahwana dan nyaris terbakar.
Baca juga: 5 Makanan Khas Solo yang Wajib Dicoba Ketika Berkunjung
Awalnya Raja Rama sempat mengalami kekalahan, tetapi hal itu tidak menyurutkan kesungguhan Raja Rama untuk menyelamatkan permaisurinya. Raja Rama berdoa sungguh-sungguh dan berusaha kembali, sampai selanjutnya menang dan berhasil menyelamatkan sang permaisuri.
Jadi, pesan ethical berasal dari tarian kecak ini adalah ketulusan kasih yang disertai doa dan kesungguhan dapat menang.
Dilansir berasal dari buku Liburan Murah Meriah di Bali, Gagas Ulung, (2013:20), tari kecak Bali ini bisa disaksikan oleh para turis di Pura Luhur Uluwatu dan Garuda Wisnu Kencana. Namun, di masa pandemi ini, tarian ini bisa ditonton dengan selamanya menerapkan protokol kesehatan.BRP)