Daftar Slot Onlinejoker123esports indonesiaSBOBETpoker onlinesbobet88
Sejarah Kopi: Pengertian dan Sejarah dari Dunia Hingga Indonesia

Sejarah Kopi di Indonesia

Sejarah kopi

Sejarah kopi telah dimulai sejak abad ke-9. Dulu, kopi hanya tersedia di Ethiopia, di mana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran tinggi.

Namun, saat bangsa arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi pun meluas sampai ke Afrika Utara dan biji kopi ditanam secara massal. Dari sanalah biji kopi mulai meluas ke Asia sampai Eropa dan mulai terkenal sebagai minuman.

Sejarah Kopi

sejarah kopi lengkap

Berbagai literature mencatat bahwa tanaman kopi berasal dari Abyssinia, daerah lawas di Amerika yang sekarang mencangkup wilayah negara Etiopia dan Eritrea.

Sayangnya, tak banyak diketahui bagaimana orang Abyssinia memanfaatkan tanaman kopi. Kopi menjadi minuman pertama yang dipopulerkan oleh orang Arab.

Biji kopi dari Abyssinia ini dibawa oleh pedagang Arab ka Yaman dan mulai menjadi komoditas komersial.

Di masa awal, bangsa Arab memonopoli perdagangan biji kopi. Mereka juga mengendalikan perdagangan lewat pelabuhan Mocha, sebuah kota yang terletak di Yaman.

Dari sana, biji kopi diperdagangkan hingga ke Eropa. Saat itu Mocha menjadi satu-satunya gerbang lalu lintas erdagangan biji kopi sampai orang Eropa menyebut kopi sebagai Mocha.

Di abad ke-17, orang Eropa mengembangkan perkebunan kopi sendiri. Mereka juga mencoba membudidayakan tanaman terssebut di daerah jajahannya yang tersebar di berbagai penjuru Bumi.

Mereka lalu mampu menggeser dominasi bangsa Arab dalam produksi kopi. Salah satu pusat produksi kopi dunia yang ada di pulau Jawa dikembangkan oleh bangsa Belanda.

Untuk masa tertentu kopi dari Jawa sangat digemari dan mendominasi pasar kopi dunia. Saat itu secangkir kopi lebih populer dengan sebutan Cup Of Java atau Secangkir Jawa.

Beberapa tahun kemudian, banyak perusahaan kopi yang membuat berbagai merk kopi sachet. Inilah yang menjadi dasar sejarah kopi torabika, sejarah kopi kapal api, dan sejarah kopi toraja.

Sejarah Filosofi Kopi

sejarah penemuan kopi

Ada cerita masyarakat yang sangat terkenal tentang awal manusia mengolah kopi, yaitu legenda “Si Kaldi dan kambingnya” dan cerita “Ali bin Omar al Shadhili”

1. Si Kaldi dan Kambingnya

sejarah filosofi kopi

Cerita inhi meruakan legenda dari Ethiopia, yaitu tentang Kaldi seorang pemilik kambing. Diceritakan bahwa suatu hari Kaldo melihat kambingnya dalam keadaan hiperaktif, berlarian dan berlompat kesana kemari.

Ia heran dan mencari tahu apa yang dimakan oleh kambingnya. Setelah diselidiki, ternyata kambingnya memakan buah berwarna merah dari pohon yang tak ia kenal.

Karena penasaran, ia pun mencoba buah tadi dan bertingkah layaknya kambing tadi. Setelah itu, ia menanyakan kepada seorang biarawan.

Biarawan itu pun tertarik dan ingin mencoba buah merah tersebut. Setelah dicoba, biarawan itu merasa ada tenaga tambahan dan tidak mengantuk ketika melakukan do’a malam sehingga menginginkannya untuk dikonsumsi.

Namun karena ada sedikit rasa pahit, biarawan ini lalu mengolahnya dengan memanggang dan menyeduh biji buah merah tersebut.

Sejak itulah kopi dikenal sebagai minuman yang memberikan efek mengusir kantuk dan memberikan tenaga ekstra.

2. Ali Bin Omar al Shadhili

ali bin omar al shadhili

Menurut legenda ini, ada seseorang bernama Ali Bin Omar al Shadhili yang merupakan seorang tabib yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit sekaligus ahli sufi yang taat beribadah.

Namun ia tak disukai oleh penguasa lokal saat itu sehingga difitnah bahwa ia bersekutu dengan setan untuk mengobati pasiennya.

Karena isu tersebut, ia diusir dari kota Mocha. Saat perjalanan, ia merasa lapar dan menemukan sebuah gua.

Ia melihat buah berwarna merah kemudian memakannya. Namun karena terasa pahit, ia pun mengolah buah merah tersebut dengan memanggang dan merebusnya.

Namun biji kopi tersebut masih belum bisa dimakan. Ia kemudian menyeduhnya dan meminumnya lalu mendapatkan tenaga tambahan.

Ia kemudian terkenal dan dipanggil ke kota untuk tinggal dan menamakan minuman hitam tersebut dengan nama Mocha.

Sejarah Kopi di Dunia

sejarah kopi di dunia

Menurut Wiliam H. Ukers dalam bukunya All About Coffe (1922), kata kopi mulai masuk ke dalam bahasa-bahasa Eropa saat ahun 1600-an.

Kata tersebut diadaptasi dari bahasa arab “qahwa”. Mungkin tak langsung dari istilah Arab namun melalui istilah Turki “Kahveh”

Di Ara sendiri, istilah “qahwa” tak ditujukan untuk nama tanaman melainkan minuman. Para ahli meyakini bahwa kata tersebut digunakan untuk menyebut minuman yang terbuat dari biji yang diseduh dengan air panas.

Ada pula pendapat lain yang mengatakan qahwa awalnya merujuk pada salah satu jenis minuman dari anggur atau wine.

Menurut Ukers, asal-usul kopi ini secara ilmiah baru mulai dibahas dalam  Symposium on The Etymology of The Word Coffee pada tahun 1909.

Disana secara umum kopi disepakati merujuk pada istilah bahasa Arab, “qahwa” yang berarti kuat. Ada pula pihak yang menyangkal hal tersebut.

Menurut mereka, istilah kopi berasal dari bahasa tempat tanaman kopi berasal, yaitu Abyssinia. Diadaptasi dari kata ‘Kaffa” nama sebuah kota di daerah Shoa.

Namun anggapan ini dibantah karena tak memiliki bukti. Bukti lain juga mengatakan bahwa di kota tersebut buah kopi disebut dengan “bun”.

Dalam catatan Arab, Bun atau bunn digunakan untuk menyebut biji kopi. Dari bahasa arab, istilah “Qahwa” diadaptasi ke dalam bahasa lainnya seperti Turki “kahve”, Inggirs “Coffee”, China “Kia-fey”, Perancis “café”, Italia “caffè”, Jepang “kehi” dan Melayu “Kawa”.

Khusus untuk sejarah kopi di Indonesia, kemungkinan kata “kopi” diadaptasi dari istilah Atab melalui bahasa belanda “Koffie”.

Dugaan logis karena Belanda lah yang pertama kali membuka perkebunan kopi di Indonesia. Namun tak menutup kemungkinan kata tersebut merupakan adaptasi langsung dari bahasa Arab atau Turki.

Mengingat ada banyak pihak di Indonesia yang memiliki hubungan dengan bangsa Arab sebelum orang Eropa datang.

Sejarah Kopi Indonesia

sejarah kopi indonesia

Sejarah perkembangan kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1696 saat Belanda membawa kopi dari Malabar, India, ke Jawa. Mereka membudidayakan tanaman kopi tersebut di Kedawung, sebuha perkebunan yang terletak di dekat Batavia.

Namun upaya ini gagal karena tanaman tersebut rusak oleh gempa bumi dan banjir. Upaya kedua dilakukan pada tahun 1699 dengan mendatangkan stek pohon kopi dari Malabar.

Pada 1706, sampel kopi yang dihasilkan oleh tanaman Jawa dikirim ke Belanda untuk diteliti. Hasilnya sukses besar.

Kopi yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik. Selanjutnya tanaman kopi ini dijadikan bibit bagi seluruh perkebunan yang dikembangkan di Indonesia.

Belanda juga memperluas areal budidaya kopi ke Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor, dan pulau lainnya di Indonesia.

Sejarah tanaman kopi di Indonesia dimulai pada 1878 ketika terjadi tragedy yang membuat hampir seluruh perkebunan kopi di Indonesia terutama di dataran rendah rusak terserang penyakit karat daun.

Saat itu semua tanaman berjenis Arabika (Coffea arabica). Untuk menanggulanginya, Belanda mendatangkan spesies kopi liberika (Coffea liberica) yang diperkirakan lebih tahan terhadap penyakit karat daun.

Beberapa tahun lamanya, kopi Liberika ini menggantikan posisi kopi Arabika di perkebunan dataran rendah.

Di pasar Eropa kopi liberika saat itu dihargai sama dengan arabika. Namun rupanya tanaman liberika juga mengalami hal yang sama, terserang karat daun.

Lalu pada 1907, Belanda mendatangkan spesies lain yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora). Usaha kali ini berhasil, hingga saat ini perkebunan-perkebunan kopi robusta yang ada di dataran rendah bisa bertahan.

Menjelang kemerdekaan Indonesia pada 1945, seluruh perkebunan kopi di Belanda yang ada di Indonesia di nasionalisasi. Sejak saat itu Belanda tak lagi menjadi pemasok kopi dunia.

1. Sejarah Kopi Arabika

kopi arabika

Pada tahun 1616, seorang Belanda berhasil membawa tanaman kopi arabika ke luar pelabuhan Mocha.

Ada dua macam kopi arabika yang dibawa orang-orang Eropa dari Yaman. Pertama, kultivar yang dibawa ke Jawa kemudian menyebar ke Asia Selatan dan Amerika Tengah dikenal sebagai Typica.

Kedua, kultivar yang di bawa ke Brasil lewat La Reunion dikenal sebagai Bourbon. Kedua kultivar tersebut dipercaya menjadi sumber tanaman kopi arabika yang ada saat ini.

Di akhir abas ke-17 bangsa Eropa mulai memproduksi sendiri tanaman kopi di daerah jajahan mereka yang tersebar di Asia dan Amerika. Mereka mulai menguasai perdagangan biji kopi dunia.

Hampir semua kopi yang diperdagangkan saat itu berjenis arabika. Belanda menjadi pemasok kopi terbesar dunia dengan basis produksi di Indonesia.

Belanda melarang Indonesia untuk memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, namun penduduk lokal ingin mencobanya.

Kemudian pekerja perkebunan menemukan ada spesies musang yang gemar memakan buah kopi namun hanya daging buahnya yang terceran, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tak tercerna.

Biji kopi dalam kotoran hewan ini kemudian dipungut, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas. Inilah yang menjadi sejarah kopi luwak.

Pada 1878 indonesia mengalami kerusakan perkebunan kopi karena wabah karat daun lalu Belanda mengganti tanaman yang rusak dengan jenis Liberika.

Setelah 12 tahun, tanaman Liberika mengalami sakit yang sama. Lalu di tahun 1907 Belanda mengganti liberika dengan robusta,

Sejak saat itu perkebunan kopi di Indonesia didominasi oleh kopi robusta. Sejarah kopi gayo merupakan varietas dari kopi arabika yang menjadi komoditi unggulan dari dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah.

2. Sejarah Kopi Robusta

kopi robusta

Kopi robbusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898 oleh ahli botani dari Belgia. Robusta merupakan tanaman asli Afrika yang meliputi daerah Kongo, Sudan, Liberia, dan Uganda.

Robusta mulai dikembangkan secara besar-besaran di awal abad ke-20 oleh pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia.

Pada 1902, didatangkan kopi robusta dari kebun raya Jardine di Brussel, Belgia, setelah diteliti tanaman tersebut dipastikan lebih tahan terhadap penyakit karat daun.

Lalu pada 1907 tanaman liberika diganti dengan robusta. Upaya ini berhasil dan robusta memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap penyakit karat daun.

Kesimpulan

Itulah informasi lengkap mengenai sejarah kopi yang harus kalian ketahui. Apalagi untuk kalian yang mengaku sebagai pecinta kopi. Semoga artikel ini bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *